Lengkap sudah kebanggaan warga surabaya memiliki walikota yang benar-benar memiliki kemampuan dan kinerja bagus, yaitu Tri Rismaharini. Berbagai penghargaan diterima oleh walikota yang dikenal sangat merakyat tersebut.  Dan tepat di hari ini Senin (21/3/2016), Risma dijadwalkan akan menerima penghargaan Ideal Mother Award di Kairo Mesir.  Saat menerima penghargaan tersebut, Risma akan didampingi oleh Sekkota Hendro Gunawan, Kepala Dinas Sosial Supomo, dan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Surabaya Nanis Chairani.

Penghargaan tersebut sebagaimana disampaikan oleh Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhamad Fikser melalui rilisnya, diberikan oleh Universitas Kairo yang bekerja sama dengan Rashid Al Maktoum Foundation. Salah satu prestasi Risma yang membuatnya bisa meraih penghargaan tersebut adalah karena   Walikota yang diusung oleh PDIP  dinilai mampu berperan sebagai sebagai figur ibu yang membawa dampak positif bagi warga Surabaya.

"Ibu yang dimaksud bukan dalam artian orang yang melahirkan saja, tetapi dalam konteks yang lebih luas. Yakni, ibu yang mampu memimpin, mendidik, memotivasi, dan menginspirasi serta mampu memberdayakan masyarakat luas,"  ucap Fikser.

Ternyata  Tri Rismaharini  diusulkan oleh KBRI Kairo setelah menerima surat dari Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO). ISESCO merupakan lembaga ilmu pengetahuan dan kebudayaan di bawah naungan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) karena berbagai pertimbangan dan penilaian yang diukur berdasarkan standar dan persyaratan yang ditetapkan panitia dari lembaga tersebut.

Dengan raihan penghargaan yang diperoleh oleh Walikota perempuan dari salah satu kota di Indonesia, diharapkan publik Mesir tahu bahwa  di Indonesia ada perempuan yang mempunyai kapabilitas dan kapasitas sebagai seorang pemimpin, pendidik, motivator, sekaligus inspirator bagi seluruh masyarakat.  Dan diharapkan, di Negara mesir muncul perempuan-perempuan yang lain dengan kemampuan dan kemauan seperti Risma dalam memberikan inspirasi bagi lingkungan di sekitarnya terutama dalam hal pemberdayaan masyarakat.

Siapa yang tidak kenal dengan Gus Dur ? Seorang tokoh yang cukup disegani di Indonesia karena buah pemikirannya khususnya terkait dengan pluralisme dan kebebasan beragama yang dipandang melampaui masanya. Banyak sekali masyarakat yang terinspirasi oleh pemikiran beliau yang berasal dari berbagai golongan dan tingkat pendidikan. Jadi tidaklah mengherankan ketika Dur meninggal dunia pada tanggal 30 Desember 2009 banyak masyarakat yang merasa kehilangan. 

Untuk memperingati wafatnya Gus Dur, pada  hari ini sabtu 26 Desember 2015 banyak digelar kegiatan yang dilaksanakan di berbagai tempat. Rangkaian acara disatukan dalam satu tema yaitu 'Merawat Tradisi, Merajaut Hati' dilaksanakan oleh beberapa komunitas dan unsur masyarakat sesuai dengan concern mereka masing-masing. 

Acara-acara tersebut dilakukan untuk mengenang jasa-jasa tokoh pluralis yang diakui di seluruh penjuru dunia tersebut.  Salah satu hal yang masih terngiang-ngiang oleh salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Fahmi Anolillah alias Gus Fahmi adalah kebiasaan Gus Dur yang sering berkunjung dan bersua dengan teman-teman beliau dari berbagai latar belakang agama. 

"Gus Dur itu dulu sering sekali nginep di rumah pastur. Itu tentu terdengar janggal, tetapi itulah dia, sikap saling menghargai sesama manusia sangat kuat mengakar, dan itulah yang masih terus dipelajari di Pondon Pesantren Tebuireng. Maka jangan heran jika karena ajaran Gus Dur, banyak pula calon-calon pastur yang sering menginap di Tebuireng untuk mempelajari atau mengenal Islam dalam waktu satu pekan," kata dia saat diwawancarai tvOne, Sabtu malam, 26 Desember 2015.

Sungguh sebuah sikap yang perlu di teladani, ditengah-tengah kondisi masyarakat Indonesia yang mulai terkotak-kotak kembali dalam isu sara khususnya keagamaan dalam masa akhir-akhir ini.

Sumber: Viva.co.id