,


    Akhirnya Presiden Joko Widodo Umumkan Lokasi Ibu Kota Negara yang Baru


    Pengumunan Pemindahan Ibukota (Foto: Kompas)
    Sebuah peristiwa besar di era pemerintahan Presiden Jokowi terjadi hari ini. Akhirnya beliau menyampaikan pemindahan Ibu kota Negara yang akan dilakukan dengan segera. Adapun lokasi baru  tersebut adalah  sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. 

    Dalam jumpa pers yang  juga dihadiri oleh Wakil  Presiden  Jusuf  Kalla, Menteri Dalam Negeri  Tjahjo Kumolo, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Kalimantan  Timur Isran Noor di di Istana Negara, Jakarta tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan akan segera menyurati Dewan Perwakilan Rakyat untuk meminta persetujuan. 

    "Saya paham pemindahan ibu kota termasuk lokasi, butuh persetujuan DPR. Tadi pagi saya sudah kirim surat ke ketua DPR dan dilampiri hasil kajian mengenai calon ibu kota baru," kata Jokowi, Jakarta, Senin (26/8).

    Jokowi mengatakan, terkait aturan pemindahan ibu kota baru ini, pemerintah juga sedang menyiapkan rancangan undang-undang. Pemindahan  ibu kota dilakukan karena terlalu beratnya beban dari Jakarta dan juga Pulau Jawa yang menjadi tujuan utama penduduk indonesia untuk mencari nafkah. Dalam pengertian lain, daya dukung dan daya tampung Kota Jakarta terhadap penambahan jumlah penduduk sudah tidak idea lagi. Banyak permasalahan timbul seperti munculnya lingkungan permukiman padat, kumuh dan miskin, kemacetan yang merajalela serta polusi udara yang cukup parah. 

    Pemindahan ibu kota tersebut bukan dilakukan tanpa melalui kajian. Bappenas sebagai badan yang menangani perencanaan  pembangunan tingkat nasional sudah melakukan berbagai kajian, termasuk kajian teknis, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi,  kebencanaan, pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Dari hasil kajian tersebut dapat diketahui jika kawasan terpilih merupakan lokasi yang paling sedikit memiliki kerentanan dan kerawanan bencana, terletak di tengah-tengah wilayah Negara Republik Indonesia, tersedianya lahan milik negara yang cukup besar dan lain sebagainya. 

    Dan sampai dengan saat ini, proses pemindahan ibu kota negara Indonesia sudah mulai dilakukan dengan adanya kajian-kajian yang lebih detail serta melakukan proses politik terhadap anggota DPR dan penyiapan penganggaran.

    ,

    Silaturahmi GP Ansor ke PP Muhammadiyah: 
    Membangun Semangat Kebangsaan dengan Saling Bersinergi



    Silaturahmi GP Anshor Ke PP Muhammadiyah
    Silaturahmi GP Anshor. foto: www.suaramuhammadiyah.id
    Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor bersilaturahmi ke kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jalan Menteng Raya 62, Jakarta Pusat pada hari ini Kamis (6/4) sekitar pukul 10.30 wib.  Dalam silaturahmi tersebut, Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas datang bersama puluhan pengurus lain untuk berkunjung ke Pengurus Pusat Muhammadiyah. 

    Dari Pengurus Pusat Muhammadiyah sendiri, ikut menerima Ketua umum PP Muhammadiyah, Dr.Haedar Nashir (Ketum PP Muhammadiyah), Busyro Muqoddas, Prof.Suyatno, dan Dahnil Anzar Simanjuntak (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah). 

    Di dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut,  Ketum PP GP Ansor menyampaikan sosialisasi tentang acara harlah Ansor ke-83, sekaligus membahas masalah kebangsaan yang sedang hangat pada saat ini.

    Di dalam sambutannya, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir mengatakan bahwa spirit islam berkemajuan dan islam Nusantara harus di ambil persamaan atas spirit islam yg menjungjung tinggi kebersamaan dan semangat anak bangsa membangun  NKRI. Sehingga silaturahmi harus terus dilakukan  untuk  menemukan titik persamaan antar sesama ormas islam.
    “Jadikan perbedaan sebagai penguatan hubungan sesama kita. Kita harus perlu mencari banyak titik temu untuk perkuat semangat keislaman dan kebangsaan, kemudian saling menjaga nilai keislaman dan Keindonesiaan”, tambah Doktor dari UGM tersebut.

    Haedar juga berharap kepada GP Ansor untuk terus meningkatkan kerjasama dengan Pemuda Muhammadiyah dan kekuatan lainnya. 

    Salah satu pengurus PP GP Anshor Khoirul Anwar dalam kesempatan tersebut juga ikut menyampaikan, bahwa menurutnya umat islam sebagai satu keluarga. Kebangsaan harus ada Islam dan agama yang lain. Kebersamaan ini seakan dikaburkan oleh beragam kepentingan baik itu melalui terorisme maupun radikalisme.

    “Perlu kita tunjukan Muhammadiyah itu gak ada bedanya dengan NU yang membawa misi membangun semangat kebangsaan dengan saling bersinergi dalam membangun bangsa”, lanjut gus Anwar.

    Semoga saja kunjungan tersebut mempu memperkokoh tali silaturahmi di antara dua ormas terbesar di negara kita Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah sehingga mampu mengawal tegaknya negara kita. (Sumber: www.sangpencerah.id)




Top