Ikut Rayakan Imlek, Pelajar Lintas Agama lakukan Makan Bersama
Ikut Rayakan Imlek, Pelajar Lintas Agama lakukan Kegiatan Makan Bersama
Purwakarta yang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang terkenal akan kerukunan warganya kembali membuktikan bahwa perbedaan kepercayaan bukanlah suatu penghalang untuk mewujudkan persatuan. Salah satu buktinya adalah ketika ratusan pelajar yang berasal dari berbagai latar belakang agama maupun keyakinan yang berbeda makan bersama atau "botram" di Bale Paseban, komplek pemerintah daerah setempat untuk merayakan Imlek.
Kegiatan yang diprakarsai oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta tersebut bertujuan untuk meramaikan perayaan tahun baru China atau hari raya Imlek 2568 sekaligus mengajarkan kepada peserta tentang arti pentingnya keberagaman dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari.
"Kegiatan "botram" tersebut digelar untuk meramaikan perayaan Hari Raya Imlek 2568," kata Bupati setempat Dedi Mulyadi, di Purwakarta.
Di dalam kegiatan tersebut, diikuti oleh sekitar 500 pelajar yang berasal dari seluruh kecamatan yang ada. Demi memanjakan para peserta, panitia pelaksana menjamu mereka dengan menyajikan menu makanan khas Purwakarta, Sate Maranggi.
Di sela kegiatan tersebut, bupati sempat memanggil salah seorang pelajar keturunan Tionghoa untuk menceritakan kepada pelajar lain yang hadir tentang persiapan peringatan Hari Raya Imlek yang biasa dilakukan keluarganya.
Pelajar keturunan Tionghoa SMA PGRI Purwakarta, David, menceritakan pengalamannya dari tahun ke tahun saat merayakan Imlek. Ia mengaku terkesan dengan kue keranjang dan angpao yang dibagikan dalam perayaan tersebut. Selain itu, dalam tradisi keluarga David, selalu diajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam tata cara peribadatan agama yang mereka anut saat perayaan Tahun Baru Imlek ini.
Kegiatan "botram" yang digagas bupati itu mendapat respon positif dari pemuka Agama asal Purwakarta, Habib Hasan Syu¿aib. Kiai yang menjadi sesepuh di Masjid Agung Baing Yusuf Purwakarta mengatakan, tradisi saling hormat-menghormati perayaan tradisi maupun perayaan momentum keagamaan sudah tercipta sejak dulu di Purwakarta .
Ia sempat mengatakan, tidak ada salahnya mengucapkan selamat atas perayaan tradisi ataupun perayaan keagamaan agama lain yang tidak dianut oleh pengucapnya.
Sementara itu, kegiatan "botram" juga pernah digelar Pemkab Purwakarta saat peluncuran program membaca Kitab Kuning bagi pelajar beragama Islam dan pendalaman kitab agama sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianut oleh para pelajar.
(www.kompas.com)
Kegiatan yang diprakarsai oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta tersebut bertujuan untuk meramaikan perayaan tahun baru China atau hari raya Imlek 2568 sekaligus mengajarkan kepada peserta tentang arti pentingnya keberagaman dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari.
"Kegiatan "botram" tersebut digelar untuk meramaikan perayaan Hari Raya Imlek 2568," kata Bupati setempat Dedi Mulyadi, di Purwakarta.
Di dalam kegiatan tersebut, diikuti oleh sekitar 500 pelajar yang berasal dari seluruh kecamatan yang ada. Demi memanjakan para peserta, panitia pelaksana menjamu mereka dengan menyajikan menu makanan khas Purwakarta, Sate Maranggi.
Di sela kegiatan tersebut, bupati sempat memanggil salah seorang pelajar keturunan Tionghoa untuk menceritakan kepada pelajar lain yang hadir tentang persiapan peringatan Hari Raya Imlek yang biasa dilakukan keluarganya.
Pelajar keturunan Tionghoa SMA PGRI Purwakarta, David, menceritakan pengalamannya dari tahun ke tahun saat merayakan Imlek. Ia mengaku terkesan dengan kue keranjang dan angpao yang dibagikan dalam perayaan tersebut. Selain itu, dalam tradisi keluarga David, selalu diajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam tata cara peribadatan agama yang mereka anut saat perayaan Tahun Baru Imlek ini.
Kegiatan "botram" yang digagas bupati itu mendapat respon positif dari pemuka Agama asal Purwakarta, Habib Hasan Syu¿aib. Kiai yang menjadi sesepuh di Masjid Agung Baing Yusuf Purwakarta mengatakan, tradisi saling hormat-menghormati perayaan tradisi maupun perayaan momentum keagamaan sudah tercipta sejak dulu di Purwakarta .
Ia sempat mengatakan, tidak ada salahnya mengucapkan selamat atas perayaan tradisi ataupun perayaan keagamaan agama lain yang tidak dianut oleh pengucapnya.
Sementara itu, kegiatan "botram" juga pernah digelar Pemkab Purwakarta saat peluncuran program membaca Kitab Kuning bagi pelajar beragama Islam dan pendalaman kitab agama sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianut oleh para pelajar.
(www.kompas.com)
Tweet

Top 5 Popular of The Week
-
Ser un agente de bienes raíces puede decirse que es difícil difícil fácil, porque cada cliente encontrado proviene de carácter y un tipo ...
-
Kolam Susu : Program Pemkab Wonosobo atasi Masalah Air Minum dan Sanitasi Kabupaten Wonosobo, merupakan salah satu kabupaten di ...
-
Kebijakan Pemberantasan Ilegal Fishing antarkan Susi Pudjiastuti Raih gelar Doktor dari Undip Penyampaian Makalah oleh Susi Pu...
-
Suasana MAD UPK Kecamatan Wedi Unit Pengelola Keuangan (UPK) Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten merupakan salah satu UPK binaan dari Progr...
-
Kebahagiaan masih terpancar oleh kedua atlet bulu tangkis kita Praveen Jordan dan Debby Susanto. Setelah menjadi juara Ganda Campuran All...
-
Sri Sultan Hamengku Buwono X Resmikan Program PAMSIMAS II Penandatanganan Prasasti oleh Sri Sultan (foto: www.pamsimas.org) ...
-
Atlet bulu tangkis ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya berhasil menjadi juara dalam turnamen Malaysia Terbuka...
-
“Undang- undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang telah mengamanatkan agar Kabupaten/Kota menerbitkan/ menyesuaikan RTRW nya, 3 ...
-
Algunos magnates nombres y los ricos salieron del negocio en el sector de la vivienda. Tomó un largo proceso para tener éxito en los neg...
-
Peringatan Nuzulul Qur'an di Masjid Al Aqsa Klaten Nuzulul Qur'an di Masjid Al Aqsa Klaten (www.klatenkab.go.id) Keme...